Andailah aku punya berbidang tanah...
Akan ku bina wakaf yang penuh gah...
Akan bisa jadi bandar dalam satu daerah...
Atas nama aku dan kamu untuk jadi sejarah....
Gersangnya nafsu aku,
Untuk mereka tahu...
Hal yang satu, yang manusia pura-pura tahu,
Lagenda kau dan aku yang pernah bersatu...
Kaulah bukti, menjadi sakti.
Kaulah bahan, yang menjadi nadi....
Hiasannya adalah kau...
Kisahnya berkisahkan kau...
Dan wataknya haruslah engkau...
Usahanya dari titik peluh aku...
Tak perlu bantu..
Ini daerah aku....
Tinggalkan aku dengan dunia aku...
Akan ku korbankan seluruh tenaga aku...
Untuk belajar lilin beku...
Tak perlu upah yang beribu-ribu...
Cukup tunjuk ajar yang dibekalkan untuk aku...
Biar yang hasilkan itu aku...
Berjuta figura kamu..
Karna yang tahu perihal kamu itu aku....
Figura.
Dari mula hingga keakhir...
Rupa nan indah....
Redupnya mata.
Peseknya hidung.
Lekuk bibir.
Telinga.
Ketak badannya.
Ukur tingginya.
Persist!
Sempurna.
Bikin figura beribu.
Berbagai watak dan gaya,
Waktu dan saat manis bersatu.
Susunan?
Indah berlandas teras.
Mulanya manis.
Terus laluan yang pahit nan getir.
Akhirnya...
Akan ku rakamkan dalam daerah aku.
Setiap detik waktu.
Tanpa ada jemu.
Siap.
Daerah aku.
Dan bandarnya kamu.
Silakan meneroka wahai segerombolan manusia.
Yang ngomongnya gampangan dari lidah dan mata,
Bukan jiwa!
AWAS!
DILARANG SENTUH ITU FIGURA AKU!
Cemburu itu aku,
Walau itu figura cuma.
Ya!
Itu tetap milik aku, kau apa tahu?
Cukup aku bina daerah ni,
Agar cerita khazanah alam ni,
Tak luput dek manusia abad ini.
Tutup mulut.
Berhenti dari mengata.
Hayati cerita dari figuraku.
Nilai dari jiwa.
Semat dalam simpanan minda.
Silakan.....
Daerah ni aku bina untuk kau.
Dari aku, sang kekasih dunia sementara yang pernah kau sentuh jiwanya.
Hari 25 .....
p/s: Semaikan sikap membaca dengan jiwa sahabatku...
